Minggu, 19 April 2015

Bidadari Surga, Mitos atau Fakta?

Bidadari (English - angel, nymph, seraph, sprite, sylph) adalah makhluk mirip wanita cantik yang diciptakan di syurga atau Nirwana. Makhluk ini sering disebut-sebut dalam dongeng 1001 malam, untuk menidurkan anak. Alkitab tidak pernah menyebutkan keberadaan bidadari dalam satu ayatpun. Yang ada hanyalah "malaikat" yang tidak berkonotasi makhluk perempuan. Artikel ini akan membahas beberapa fakta ayat Al Kitab yang tidak membenarkan keberadaan bidadari syurga yang disediakan untuk pria-pria, yakni untuk orang-orang yang dibangkitkan di akhir zaman. Jangankan bidadari, bahkan antara wanita dan priapun tidak ada kawin mawin. Yesus menjelaskan, bahwa di dunia ini, manusia kawin dan dikawinkan, karena manusia masih bisa mati. Tetapi kelak di hari kebangkitan, manusia akan hidup abadi, hidup kekal. Di dunia yang baru nanti, manusia tidak bisa mati lagi. Itu sebabnya kelak, manusia yang layak untuk ambil bagian di hari kebangkitan, mereka tidak perlu lagi kawin ataupun dikawinkan, melainkan akan seperti malaikat, yang tidak kawin.

Di bawah ini dialog antara Tuhan Yesus dengan beberapa orang Yahudi, yang disarikan dari Injil Lukas pasal 20:27-36 sebagai berikut.

Beberapa orang dari golongan Saduki datang kepada Yesus. (Mereka adalah golongan yang berpendapat bahwa orang mati tidak akan bangkit kembali.) Mereka bertanya kepada Yesus,
"Bapak Guru, Musa menulis hukum ini untuk kita: Kalau seorang laki-laki mati dan ia tidak punya anak, maka saudaranya harus kawin dengan jandanya supaya memberi keturunan kepada orang yang sudah mati itu. Pernah ada tujuh orang bersaudara. Yang sulung kawin, lalu mati tanpa mempunyai anak. Kemudian yang kedua kawin dengan jandanya, tetapi ia pun mati tanpa mempunyai anak. Hal yang sama terjadi juga dengan saudara yang ketiga dan seterusnya sampai yang ketujuh. Akhirnya wanita itu meninggal juga. Pada hari orang mati dibangkitkan kembali, istri siapakah wanita itu? Sebab ketujuh-tujuhnya sudah kawin dengan dia." 

Yesus menjawab, "Orang-orang yang hidup sekarang ini kawin, tetapi orang-orang yang layak untuk dibangkitkan sesudah mati, dan hidup di zaman yang akan datang, mereka tidak kawin. Keadaan mereka seperti malaikat, dan tidak dapat mati. Mereka adalah anak-anak Allah, sebab mereka sudah dibangkitkan kembali dari kematian."

Kisah serupa juga dapat dibaca dari Injil Matius pasal 22:23-30 sebagai di bawah ini.

Pada hari itu juga, beberapa orang Saduki datang kepada Yesus. Mereka adalah golongan yang berpendapat bahwa orang mati tidak akan bangkit kembali.
"Bapak Guru," kata mereka, "Musa mengajarkan begini: Kalau seorang laki-laki mati, dan ia tidak punya anak, saudaranya harus kawin dengan jandanya supaya memberi keturunan kepada orang yang sudah mati itu. Pernah ada tujuh orang bersaudara yang tinggal di sini. Yang sulung kawin lalu mati tanpa mempunyai anak. Maka jandanya ditinggalkan untuk saudaranya. Saudaranya itu kemudian meninggal juga tanpa mempunyai anak. Hal yang sama terjadi juga dengan saudaranya yang ketiga dan seterusnya sampai yang ketujuh. Akhirnya wanita itu sendiri meninggal juga. Nah, pada waktu orang mati dibangkitkan kembali, istri siapakah wanita itu? Sebab ketujuh-tujuhnya sudah kawin dengan dia."

Yesus menjawab, "Kalian keliru sekali, sebab kalian tidak mengerti Alkitab, maupun kuasa Allah. Sebab apabila orang mati nanti bangkit kembali, mereka tidak akan kawin lagi, melainkan mereka akan hidup seperti malaikat di surga."

Maka jelaslah sudah, bahwa di Hari Kebangkitan kelak, yakni di surga, pria-pria dan wanita-wanita tidak akan kawin maupun dikawinkan, karena manusia akan seperti malaikat yang tidak dapat mati lagi, sehingga tidak perlu kawin maupun dikawinkan. Kebersamaan dengan Tuhan sudah melebihi kenikmatan hidup berumah tangga.